Sunday, April 11, 2010

Livin Da Loca Messi


"Sufi, jika awak nak mandi sabun ada di dalam beg biru tu" kata Danial memuncungkan bibir ke arah beg sandangnya.

Nyata suhu dingin di pinggir Kota Samarahan sememangnya istimewa bagi seorang migran dari semenanjung yang berhawa panas. Jam baru menunjukkan pukul 6.33 pagi namun cahya di ufuk langit sudah cerah. Hampir terlupa saya waktu di bumi kenyalang adalah setengah jam lebih awal dari taqwim waktu semenanjung.

Sementara menanti sesi ceramah seterusnya, suka saya kongsikan bersama para pembaca berkenaan Leonel Messi, bintang pasukan Barcelona yang kini dianggap dewa sakti oleh peminat tegar pasukan Catalan tersebut.

Meski ia catatan ringan namun benar menyuntik bius kesedaran bagi saya..

Saya bukanlah termasuk seorang pecinta bola layaknya kebanyakan anak-anak muda yang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyaksikan pertandingan skuad kesayangan mereka.

Tapi pertandingan suku akhir pusingan kedua antara Barcelona yang disebut-sebut sebagai pasukan terbaik dimuka bumi melawan Arsenal, team yang mempunyai kualiti unik di Liga Inggeris membuat saya tertarik untuk mengulas.

Tak ada sehelai daun pun lepas dari dahan dan jatuh ke bumi kecuali atas rencana Allah sang pemilik alam dan segala isinya, so tidak ada satu hal apapun terjadi secara kebetulan, semua sudah sesuai dengan hukum alam. Begitupun tidak ada suatu penciptaan-Nya yang sia-sia, semuanya mengandungi hikmah. Hanya bagaimana setiap individu mampu menangkap hikmah dari semua peristiwa.

Memang, pertemuan dua pasukan yang mengagung-agungkan strategi menyerang menghasilkan suguhan permainan terbaik. Hasil akhir dari pertandingan ini tidak terlalu berpengaruh bagi pecinta bola, tapi suguhan permainan indah, bola mengalir tanpa henti dan liukan-liukan indah para pemain bintang menggelecek, melewati dan memperdaya lawan, sungguh mengundang decak kagum dari penonton.

Lionel Messi, pemuda kecil yang selalu rendah hati, kembali menjadi star on the stage of Nou Camp Stadium minggu lalu. Empat gol yang dihasilkan pemain bertinggi 169 cm ini ke jala Manuel Alumina menjadi bukti tak ternafikan atas ke'super'an sang bintang ini atas lawan-lawannya. Para penggila bola hampir dibuatnya kehabisan kata untuk memuji penampilannya. Beberapa rakan bahkan berkali-kali mengatakan kata-kata "gila ahh Messi", "fantastic", "impossible" dan kata-kata lainnya yang menggambarkan kekaguman mereka atas pemain berasal dari Argentina ini.

Seni gelecek yang aduhai, kawalan bolanya yang menawan dan gerakan indahnya melewati barisan belakang Arsenal, sampai gerakan tipuannya yang membuat penjaga gol Arsenal hanya melongo melihat bola lewat di atas kepalanya dan meluncur dengan sopan ke jala benar-benar mengundang kekaguman penonton.

Tapi kali ini, sebagai orang yang selalu mencuba mengambil hikmah atas setiap kejadian yang disaksikan, saya tidak hanya melihat dari sisi bola sepak sahaja. Hanya kekaguman kepada seorang Messi atas skill mengolah si kulit bundar yang di atas rata-rata pemain lawan tidak memberi kesan positif bagi kita. Ada banyak hikmah yang dapat kita ambil dan akan terbuang dengan percuma kalau kita tidak memanfaatkannya. Hikmah kebaikan boleh shj didapatkan dari siapapun, tak terkecuali dari si Messi. Setidaknya berikut ini beberapa pelajaran hidup yang saya dapatkan:

Pertama : Ukuran tubuh tidak menentukan prestasi

Leonel Messi, penyerang yang mempunyai ukuran tubuh 169 cm, sangat tidak ideal untuk bola sepak Eropah moden. Mari bandingkan dengan Fernando Torres (Spanyol) 186 cm, Cristiano Ronaldo (Portugal) 185 cm, Ibrahimovic (Swedia) 192 cm, Wayne Rooney (England) 178 cm dan Samuel Eto’o (Kamerun) 180 cm. Lebih-lebih bila dibandingkan dengan Crouch (England) 204 cm, sangat jauh.

Saat hampir setiap pasukan menyiapkan barisan pertahanannya dengan para pemain menjulang semisal Rio Ferdinand (MU) 195 cm, John Terry (Chelsea) 185 cm, Vermaelen (Arsenal) 183 cm, Campbell (Arsenal) 188 cm, dan Albiol (Madrid) 190 cm dan Sergio Ramos (Madrid) 186 cm. Messi tidak pernah rasa kerdil apalagi takut dengan para pemain belakang yang siap menerjahnya.

Dia mampu bersaing dalam dunia sukan yang memerlukan kekuatan fizikal. Ternyata badan yang kecil bukan syarat untuk kalah. Segala keterbatasan yang ada menjadi sebuah kurnia pabila dimaksimakan dengan baik. Dengan kekecilan tubuhnya itu akhirnya Messi justru dapat bergerak lebih lincah dan bekerja lebih keras untuk menunjukan pada dunia bahwa orang kecil tidak selamanya harus 'tawadhu' apalagi kalah dengan para raksasa.

Begitupun kita, sebagai para pekerja migran asal Asia. Sudah seharusnya kita membuktikan bahwa ukuran tubuh yang kecil, batang tubuh yang diam, tidak bererti kita miskin kreativiti. Justru kita harus lebih lincah mencetak pretasi terbaik daripada para pekerja migran asal Eropah sekalipun.

Kedua : Mengutamakan team work (amal jamai'e).

Messi terkenal pemain yang tidak hanya mementingkan dirinya saja. Kepentingan pasukan lebih utama baginya. Bahkan dia sering mengatakan tidak masalah baginya tidak mencatatkan namanya di score board, asal pasukannya menang. Hal ini berperanan sangat penting dalam mencetak karakternya di dalam maupun diluar lapangan. Maka tidak hairan jika kita sering melihat Messi memberikan bola kepada teman yang posisinya lebih menguntungkan, walaupun boleh sahaja dia menyelesaikan peluang yang diperolehnya untuk disudahkan menjadi gol.

Prestasi yang dicapainya selalu diakui sebagai sebuah hasil dari kerjasama yang baik dalam sebuah skuad, bukan hasil karya dirinya seorang. Begitulah kita, alangkah indahnya hidup ini bila setiap orang tidak hanya mengutamakan kepentingan individu saja. Masih banyak dari kita yang tidak peduli dengan kepentingan bersama dan orang lain, masih banyak dari kita yang lebih senang memiliki tanpa pernah berkongsi. Meminjam kata-kata yang sering diucapkan oleh da`i Aa Gym, "kalau mau soleh, jangan soleh sendiri, kalau mau kaya juga jangan mau kaya sendiri".

Ketiga : Berkata yang baik atau diam

Setiap orang mampu dibuatnya terkesima kagum saat menyaksikan aksinya dilapangan hijau. Jutaan pasang mata dan telinga menjadi saksi atas indahnya permainannya dan banyaknya pujian untuknya. Tapi kita akan merasa kehilangan dia saat diluar lapangan karena Messi lebih banyak diam. Tidak banyak berita tentang kata-kata yang keluar darinya. Dia lebih senang menunjukan segala keahliannya dilapangan hijau, dia tidak banyak komentar seperti para pemain bintang yang lain. Pujian yang diberikan kepadanya ditanggapinya dengan biasa saja. Begitulah kita seharusnya, bekerjalah sahaja. Biarkan orang lain yang menilai pekerjaan kita. Tanpa harus banyak berkata pun, pabila kita melakukan hal-hal terbaik maka orang lain yang merasakan manfaatnya dan akan menentukan penilainya kepada kita.

Keempat : Koleksi kebaikan yang banyak.

Messi bukanlah pemain yang tidak pernah melakukan salah. Tidak jarang tendangannya melenceng dari sasaran, kawalan bolanya yang mengenai lawan atau sentuhan bolanya kurang sempurna. Kerana dia hanya manusia biasa, jadi kesalahan dan kelemahan tetap merupakan sebagian dari sifatnya. Tapi tetap saja ia selalu diletakkan sebagai kesebelasan utama skuadnya. Dan tidak pernah ada yang jengkel atau marah ketika dia salah dan tidak memenuhi harapan. Hal ini tidak lain kerana simpanan “koleksi kebaikan” (gol) yang ia tunjukkan di tengah padang sudah banyak, sehingga orang tidak mempermasalahkan kesalahannya. Kontribusinya terhadap pasukan membuat rakannya melupakan segala kekurangan dirinya. Ini adalah pelajaran untuk kehidupan nyata.

Orang yang mempunyai koleksi kebaikan yang banyak akan mudah dimaafkan. Apalagi kalau setelah melakukan kesalahan itu ia mengikutinya dengan kebaikan. Orang jadi lupa dengan kesalahannya tadi. Justeru berbuatlah banyak kebaikan, kerana itu tabungan kita menjalani kehidupan.

Kelima : Rendah hati (ini yang paling penting)


Tidak sedikit para legenda bola sepak mahupun orang awam yang hanya pecinta bola saja membandingkannya dengan Maradona atau Pele sebagai perwakilan dari para legenda tersohor di muka bumi, namun ia sering menjawab Maradona dan Pele masih tetap lebih baik darinya. Dia merasa masih belum perlu disamakan dengan para legenda itu dan selalu mengatakan akan meningkatnya prestasinya.

Luar biasa, orang yang tidak pernah berpuas diri dalam mencetak prestasi, satu prinsip hidup yang sangat layak untuk dicontohi. Sikap rendah hatinya dapat kita lihat dari gayanya saat bermain ataupun saat meraikan gol yang ia cetak ke gawang lawan. Sama sekali tidak menampakkan kecongkakan seperti yang dilakukan kebanyakan pemain bintang.


Rendah hati sangat berbeda dengan rendah diri, sangat jauh berbeda. Jadi berbahagialah orang-orang yang membiasakan kehidupan kesehariannya dengan sikap rendah hati, kerana sesungguhnya merekalah orang-orang yang tinggi disisi manusia maupun disisi Tuhannya.

Pelajaran hidup boleh kita dapati dari siapa saja, dimana saja dan bila-bila masa saja seperti Messi dan urusan bola sepaknya, bahkan ia sebenarnya lebih dari itu..

No comments: